Klik Dolar

Klik dan Dapatkan Dollar

Rabu, 06 November 2013

Dampak Infeksi Nosokomial: Rugi Finansial Hingga Taruhan Nyawa

Jakarta, Infeksi penyakit yang terjadi di pusat-pusat pelayanan kesehatan atau infeksi nosokomial, memang semula terkesan sederhana. Namun infeksi ini tidak hanya membuat pasien rugi kesehatan, tapi juga rugi finansial. Selain itu tentu banyak lagi dampak 'menyedihkan' lainnya yang disebabkan oleh infeksi ini, bahkan termasuk taruhan nyawa pasien.

"Pernah ada pasien kaki diabetik. Datang dengan kaki sudah luka-luka, mau disembuhkan tapi tidak kunjung berhasil. Ternyata penyebabnya bakteri di luka itu menyebar ke bagian lain di tubuhnya, sehingga lukanya tidak cepat sembuh. Akibatnya dia harus dirawat lebih lama di rumah sakit, dan biaya yang dibayarkan lebih besar lagi. Bahkan lebih parah lagi, pasien bisa menderita kecacatan, hingga meninggal dunia," papar dr Anis Kurniawati, Sp. MK, ahli mikrobiologi FKUI saat konferensi pers yang diadakan oleh Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dan Lifebuoy, di Summit Room, Jakarta Convention Hall, dan ditulis pada Kamis (7/11/2013).

Dampak terbanyak yang disebabkan oleh infeksi nosokomial adalah penyebaran virus penyakit. Sejauh ini diare, ISPA, dan penyakit kulit menduduki posisi teratas. Penyakit lainnya, imbuh dr Anis, adalah infeksi saluran kemih, sebab banyak pasien yang menggunakan kateter untuk buang air. Kemudian infeksi aliran darah, akibat pemasangan infus, kateter vena, dan lain-lain. Selain itu ada pula infeksi saluran napas akibat pemasangan ventilator, serta infeksi luka di daerah operasi pada tubuh pasien.

Menurut dr Anis, ada tiga hal penting yang harus diingat dalam menghentikan infeksi nosokomial yakni host, sumber, dan transmisi. Host adalah dari mana asal-muasal mikroba yang tersebar, yaitu pasien yang berpotensi menyebarkan penyakitnya pada orang lain. Sumber adalah medium-medium penyebaran mikroba tersebut, misalnya benda-benda yang ada di rumah sakit. Transmisi adalah proses bagaimana mikroba itu bisa tersebar di lingkungan rumah sakit, seperti melalui udara, dengan medium, atau kontak langsung.

"Infeksi nosokomial berbeda dengan kondisi penyakit pasien yang semakin parah biasa. Bedakan juga, itu infeksi dari rumah sakit atau dari luar. Caranya, perhatikan. Ada batas waktu yang bisa diamati. Kalau infeksi terjadi setelah dua hari pasien dirawat di rumah sakit, besar kemungkinan itu infeksi nosokomial. Karena 48 jam itu adalah masa inkubasi mikroba yang tertular di dalam tubuh pasien," jelas dr Anis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar