Klik Dolar

Klik dan Dapatkan Dollar

Rabu, 06 November 2013

KONSEP DASAR PENYAKIT FRAKTUR COSTAE
A.      PENGERTIAN
Fraktur costae adalah patah tulang costae akibat trauma pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Hudak, 1999). Di dalam tulang costae terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi benturan atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan kerusakan.
Fraktur pada iga (costae) adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang / tulang rawan yang disebabkan oleh ruda paksa pada spesifikasi lokasi pada tulang costa. Trauma tajam lebih jarang mengakibatkan fraktur iga, oleh karena luas permukaan trauma yang sempit, sehingga gaya trauma dapat melalui sela iga. Fraktur iga terutama pada iga IV-X (mayoritas terkena). Perlu diperiksa adanya kerusakan pada organ-organ intra-toraks dan intra abdomen.
Kecurigaan adanya kerusakan organ intra abdomen (hepar atau spleen) bila terdapat fraktur pada iga VIII-XII. Kecurigaan adanya trauma traktus neurovaskular utama ekstremitas atas dan kepala (pleksus brakhialis, subklavia),bila terdapat fraktur pada iga I-III atau fraktur klavikula.

B.       EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun di Amerika Serikat, lebih dari 300.000 pasien dirawat dan 25.000 diantaranya meninggal sebagai akibat langsung dari fraktor costae. Trauma toraks terhitung 25% dari seluruh kematian karena trauma terutamanya trauma toraks yang merupakan salah satu faktor dari 50% kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal. Trauma toraks yang paling sering dijumpai di masyarakat adalah trauma tumpul toraks (90%) yang biasanya merupakan akibat dari kecelakaan sepeda motor.
Fraktur costae adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).

C. ETIOLOGI
 Mekanisme kecelakaan
a. Kecelakaan kendaraan bermotor
b. Tertembak pada daerah dada
c. Tertusuk pada daerah dada

D. MANIFESTASI KLINIS
 1) Tamponade jantung  yaitu trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung.
a.       Gelisah.
b.      Pucat, keringat dingin.
c.       Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis).
d.      Pekak jantung melebar.
e.       Bunyi jantung melemah.
f.       Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure.
g.      ECG terdapat low voltage seluruh lead.
h.      Perikardiosentesis keluar darah (FKUI, 1995).
2) Hematotoraks :
a)      Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD.
b)      Gangguan pernapasan (FKUI, 1995).
3) Pneumothoraks :
a)      Nyeri dada mendadak dan sesak napas.
b)      Gagal pernapasan dengan sianosis.
c)      Kolaps sirkulasi.
d)     Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang terdengar jauh atau tidak  terdengar sama sekali pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ovedoff, 2002).
e)      Jarang terdapat luka rongga dada, walaupun terdapat luka internal hebat seperti aorta yang ruptur. Luka tikaman dapat penetrasi melewati diafragma dan menimbulkan luka intra-abdominal (Mowschenson, 1990).

E. KLASIFIKASI
Penampilkan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis, dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a.   Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).
1).     Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.
2).     Fraktur Terbuka (Open/Compound),  bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
b.   Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur.
1).    Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.
2).    Fraktru Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti:
a)   Hair Line Fraktur
b)   Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
c)   Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
c.    Berdasarkan bentuk garis patah dan hubbungannya dengan mekanisme trauma.
1).     Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
2).     Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga.
3).     Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.
4).     Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.
5).     Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
d.   Berdasarkan jumlah garis patah.
1)       Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
2)       Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
3)       Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.
e.       Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
1).     Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
2).     Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas:
a)      Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah  sumbu dan overlapping).
b)      Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).
c)      Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).
f.     Berdasarkan posisi frakur
Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian :
1.      1/3 proksimal
2.      1/3 medial
3.      1/3 distal
g.   Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang.
Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
a.       Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya.
b.      Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.
c.       Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.
d.      Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata ddan ancaman sindroma kompartement.

E. KLASIFIKASI FRAKTUR IGA
Fraktur costa atas (1-3) dan fraktur Skapula
1.    Akibat dari tenaga yang besar
2.    meningkatnya resiko trauma kepala dan leher, spinal cord, paru, pembuluh darah besar
3.    mortalitas sampai 35%

Fraktur Costae tengah (4-9) :
1.   Peningkatan signifikansi jika multiple. Fraktur kosta simple tanpa komplikasi dapat ditangani pada rawat jalan.
2.    MRS jika pada observasi :
a.         Penderita dispneu
b.         Mengeluh nyeri yang tidak dapat dihilangkan
c.         Penderita berusia tua
d.        Memiliki preexisting lung function yang buruk.

Fraktur Costae bawah (10-12) :
Terkait dengan resiko injury pada hepar dan spleen
Catatan :  insersi chest tube sebagai profilaksis harus dilakukan pada semua px trauma yang diintubasi pada adanya fraktur kostae.  Associated injuries sering terlewatkan meliputi :kontusio kardiak, rupture diafragmatik dan injury esophageal.

F. PENATALAKSANAAN
 1. Prinsip-prinsip penatalaksanaan trauma dada antara lain:
a)      Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien trauma secara umum (primary survey - secondary survey)
b)      Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil), adalah : portable x-ray, portable blood examination, portable bronchoscope. Tidak dibenarkan melakukan pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang emergency.
c)      Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama untuk menemukan masalah yang mengancam nyawa dan melakukan tindakan penyelamatan nyawa.
d)     Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan atau setelah melakukan prosedur penanganan trauma.
e)      Penanganan pasien trauma toraks sebaiknya dilakukan oleh Tim yang telah memiliki sertifikasi pelatihan ATLS (Advance Trauma Life Support).
f)       Oleh karena langkah-langkah awal dalam primary survey (airway, breathing, circulation) merupakan bidang keahlian spesialistik Ilmu Bedah Toraks Kardiovaskular, sebaiknya setiap RS yang memiliki trauma unit/center memiliki konsultan bedah toraks kardiovaskular.

2. Primary Survey
Airway
Assesment
-          Perhatikan patensi airway
-          Dengar suara napas
-          Perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dada
Management
-          Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas
-          Reposisi kepala, pasang collar-neck
-          Lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral/nasal)
Breathing
Assesment
-          Periksa frekwensi napas
-          Perhatikan gerakan respirasi
-          Palpasi toraks
-          Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
Management
-          Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
-          Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks, open pneumotoraks, hemotoraks, flail chest
Circulation
Assesment
-          Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi
-          Periksa tekanan darah
-          Pemeriksaan pulse oxymetri
-          Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)
Management
-     Resusitasi cairan dengan memasang 2 iv lines
-     Torakotomi emergency bila diperlukan
-     Operasi Eksplorasi vaskular emergency

3. Penatalaksanaan Medis
 1) Konservatif
a. Pemberian analgetik
b. Pemasangan plak/plester
c. Jika perlu antibiotika
d. Fisiotherapy
 2) Operatif/invasif
a. Pamasangan Water Seal Drainage (WSD).
b. Pemasangan alat bantu nafas.
c. Pemasangan drain.
d. Aspirasi (thoracosintesis).
e. Operasi (bedah thoraxis)
f. Tindakan untuk menstabilkan dada:
1) Miring pasien pada daerah yang terkena.
2) Gunakan bantal pasien pada dada yang terkena
g. Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif, didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
1) Gejala contusio paru
2) Syok atau cedera kepala berat.
3) Fraktur delapan atau lebih tulang iga.
4) Umur diatas 65 tahun.
5) Riwayat penyakit paru-paru kronis.
h. Pasang selang dada dihubungkan dengan WSD, bila tension Pneumothorak mengancam.
i. Oksigen tambahan.

G. KOMPLIKASI
a.   Surgical Emfisema Subcutis
      Kerusakan pada paru dan pleura oleh ujung patahan iga yang tajam memungkinkan keluarnya udara ke dalam cavitas pleura dari jaringan dinding dada, paru.
      Tanda-tanda khas: penmbengkakan kaki, krepitasi.
b. Cedera Vaskuler
      Di antaranya adalah cedera pada perikardium dapat membuat kantong tertutup sehingga menyulitkan jantung untuk mengembang dan menampung darah vena yang kembali. Pembulu vena leher akan mengembung dan denyut nadi cepat serta lemah yang akhirnya membawa kematian akibat penekanan pada jantung.
c. Pleura Effusion
      Adanya udara, cairan, darah dalam kavum pleura, sama dengan efusi pleura yaitu sesak nafas pada waktu bergerak atau istirahat tetapi nyeri dada lebih mencolok. Bila kejadian mendadak maka pasien akan syok.
      Akibat adanya cairan udara dan darah yang berlebihan dalam rongga pleura maka terjadi tanda – tanda :
1) Dypsnea sewaktu bergerak/ kalau efusinya luas pada waktu istirahatpun bisa terjadi dypsnea.
2)             Sedikit nyeri pada dada ketika bernafas.
3)             Gerakan pada sisi yang sakit sedikit berkurang.
4)             Dapat terjadi pyrexia (peningkatan suhu badan di atas normal).



























ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR COSTAE
A. PENGKAJIAN

Tgl/ Jam                  :   1-1-2013                               No. RM                          :124546473
Triage                      :   P1/ P2/ P3                             Diagnosis Medis           :Fraktur Costae
Transportasi           : Ambulan                                                                  
Identitas

Nama                      :   Tn. M                        Jenis Kelamin                         : Laki- laki
Umur                       :   21 tahun                    Alamat                                  : Badung
Agama                  : Hindu                          Status Perkawinan          : Belum kawin
Pendidikan           : S1                                Sumber Informasi          : Tn. B
Pekerjaan              : Mahasiswa                  Hubungan                       : Teman
Suku/Bangsa        : Bali                              Keluhan Utama               : Sesak

AIRWAY

Jalan Nafas    :   ¨ Paten                 Tidak Paten
Obstruksi         :    ¨ Lidah               ¨ Cairan           ¨ Benda Asing        ¨ Tidak Ada
                              ¨ Muntahan        √ Darah             ¨Oedema
Suara Nafas   :   ¨Snoring              Gurgling           ¨Stridor                    ¨Tidak ada
Keluhan Lain:  ... ...

Masalah Keperawatan:  Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

BREATHING

Nafas                 √ Spontan                                  ¨ Tidak Spontan
Gerakan dinding dada: ¨Simetris                       √ Asimetris
Irama Nafas     : √ Cepat           ¨ Dangkal        ¨ Normal
Pola Nafas        : ¨ Teratur       √ Tidak Teratur
Jenis                    : √ Dispnoe ¨ Kusmaul             ¨ Cyene Stoke            ¨ Lain… …
Suara Nafas      : ¨ Vesikuler  ¨ Stidor              ¨ Wheezing                 ¨ Ronchi
Sesak Nafas      : Ada               ¨ Tidak Ada
Cuping hidung  Ada                 ¨ Tidak Ada
Retraksi otot bantu nafas : Ada   ¨ Tidak Ada

Pernafasan : ¨ Pernafasan Dada   ¨ Pernafasan Perut
RR : 32 x/mnt
Keluhan Lain: … …
Masalah Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Napas
CIRCULATION

Nadi                 :   √ Teraba            ¨ Tidak teraba            ¨ N: 120x/mnt
Tekanan Darah :90/60mmHg
Pucat               :   Ya                   ¨ Tidak
Sianosis           :   ¨ Ya                  ¨ Tidak
CRT                 :   < 2 detik         ¨> 2 detik
Akral                :   ¨ Hangat         Dingin                         ¨ S: 37,5C
Pendarahan    :   √ Ya,  Lokasi: ... ...  Jumlah ... ...cc    ¨ Tidak ada
Turgor              :   ¨ Elastis           Lambat
Diaphoresis:   ¨Ya                       Tidak
Riwayat Kehilangan cairan berlebihan: ¨ Diare  ¨ Muntah   ¨ Luka bakar
Keluhan Lain: Terdapat Jejas pada abdomen
Masalah Keperawatan:
Risiko Syok
DISABILITY

Kesadaran: ¨ Composmentis  ¨ Delirium   Somnolen  ¨ Apatis  ¨ Koma
GCS                 :   ¨ Eye2              ¨ Verbal 4                    ¨ Motorik 5
Pupil                 :   Isokor             ¨ Unisokor                   ¨ Pinpoint        ¨ Medriasis
Refleks Cahaya:       ¨ Ada    ¨ Tidak Ada
Refleks fisiologis: ¨ Patela (+/-) ¨ Lain-lain … …
Refleks patologis : ¨ Babinzky (+/-) ¨Kernig (+/-)  ¨ Lain-lain ... ..
Kekuatan Otot :
Keluhan Lain : … …
Masalah keperawatan:
PK: Penurunan Kesadaran
EXPOSURE













Deformitas     :   Ya                           ¨ Tidak                ¨ Lokasi ... ...
Contusio         :   Ya                           ¨ Tidak                ¨ Lokasi ... ...
Abrasi              :   ¨ Ya                          Tidak                  ¨ Lokasi ... ...
Penetrasi         :   ¨ Ya                          Tidak                  ¨ Lokasi ... ...
Laserasi           : ¨ Ya                           Tidak                  ¨ Lokasi ... ...
Edema             : ¨ Ya                           Tidak                  ¨ Lokasi ... ...
Luka Bakar    : ¨ Ya                           √ Tidak                  ¨ Lokasi ... ...
                              Grade : ... ... %
Jika ada luka/ vulnus, kaji:
Luas Luka        : ... ...                                          
Warna dasar luka: ... ...
Kedalaman       : ... ...                                          
Lain-lain                 : ... ...

Masalah Keperawatan:
FIVE INTERVENSI
Monitoring Jantung : ¨ Sinus Bradikardi                        ¨ Sinus Takikardi
Saturasi O2 : … …%
Kateter Urine : ¨ Ada                          ¨ Tidak
Pemasangan NGT : ¨ Ada, Warna Cairan Lambung : ... ...     ¨ Tidak
Pemeriksaan Laboratorium :
Lain-lain: ... ...
Masalah Keperawatan:
GIVE COMFORT
Nyeri : Ada                              ¨ Tidak
Problem                           : fraktur costae
Qualitas/ Quantitas       : ... ...
Regio                               : ... ...
Skala                               : 7 dari 0-10
Timing                             : ... ...
Lain-lain                         : ... ...
Masalah Keperawatan: Nyeri Akut
(H 10 SAMPLE

Keluhan Utama                                         :
Mekanisme Cedera (Trauma)                :
Sign/ Tanda Gejala                                   :
Allergi                                                         :
Medication/ Pengobatan                         :
Past Medical History                               : Riwayat Penyakit sebelumnya
Last Oral Intake/Makan terakhir           :
Event leading injury                                : Peristiwa sebelum/awal cedera
(H2) HEAD TO TOE
(Fokus pemeriksaan pada daerah trauma/sesuai kasus non trauma)
Kepala dan wajah                        :
Leher                                               :
Dada                                                :
Abdomen dan Pinggang              :
Pelvis dan Perineum                     :
Ekstremitas                                    : teraba dingin
Masalah Keperawatan:
INSPEKSI BACK/ POSTERIOR SURFACE
Jejas                     :           ¨ Ada                                       ¨ Tidak
Deformitas         :           ¨ Ada                                       ¨ Tidak
Tenderness         :           ¨ Ada                                       ¨ Tidak
Crepitasi              :           ¨ Ada                                       ¨ Tidak
Laserasi               :           ¨ Ada                                       ¨ Tidak
Lain-lain             : ... ...
Masalah Keperawatan:

B.

C. DIAGNOSA
1.      Risiko infeksi ditandai dengan berhubungan dengan trauma jaringan.
2.      PK Perdarahan
3.      Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas ditandai dengan takikardia, penurunan tekanan vena, dan distensi vena jugularis.
4.      PK Penurunan Kesadaran
5.      Risiko Jatuh berhubungan dengan penurunan status mental.
6.      Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan perubahan kedalaman pernapasan, dispnea, dan penggunaan otot aksesorius untuk bernapas.
7.      Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Berhubungan dengan penumpukan darah dalam saluran pernafasan ditandai dengan suara nafas pasien gargling, RR pasien 32x/menit
8.      Risiko Syok berhubungan dengan hipotensi.
9.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, skala nyeri pasien 7dari10, pasien terlihat meringis dan gelisah

D. INTERVENSI
1)       Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Berhubungan dengan materi asing di dalam jalan napas ditandai dengan suara nafas pasien gargling, RR pasien 32x/menit
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan bersihan jalan nafas klien kembali paten dengan kriteria hasil :

NOC Label 1 : Respiratory status : Ventilation
a)      RR dalam retang normal
b)      Irama nafas normal
c)      Kedalam inspirasi normal
d)     Tidak terdapat penggunaan otot bantu pernafasan
e)      Tidak terdapat suara nafas tambahan
f)       Tidak terdapat retraksi dada
NIC Label 1: Emergency Care
a)      Perthankan jalan nafas klien
b)      Monitor tanda-tanda vital klien
c)      Monitor tanda dan gejala adanya pneumothorax

NIC Label 2 : Ventilation Assistance
a)      Pertahankan kepatenan jalan nafas
b)      Memposisikan untuk memfasilitasi ventilasi sesuai indikasi
c)      Monitor status respirasi dan oksigenasi
d)     Berikan resusitasi bila diperlukan
                   

2)      Syok berhubungan dengan pasien hipotensi (TD = 90/60 mmHg)
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan resiko dapat di minimalisir dengan kriteria hasil :

NOC Label 1 : Cardio Pulmonary Satus
a)      Takanan Darah dalam batas normal
b)      RR dalam batas normal
c)      Irama nafas normal
d)     Kedalaman inspirasi normal
e)      Tidak ada retraksi normal

NOC Label 2 : Circulation Status
a)      CRT dalam rentang normal (< 2 detik)

NOC  Label 3 : Tissue Perfusion : Periferal
a)      Suhu kulit ekstremitas dalam rentang normal



NIC Label 1 :  Bleeding Reduction
a)      Identifikasi penyebab perdarahan
b)      Monitoring adanya perdarahan
c)      Monitoring status cairan, intake dan output cairan jika diperlukan
d)     Pertahankan Kepatenan aliran infuse

NIC Label 2 : Bleeding Precaution
a)      Monitoring tanda dan gejala adanya perdarahan terus menerus
b)      Monitoring tanda vital ortostatik, meliputi TD
c)      Anjurkan pasien badrest selama perdarahan aktif

NIC Label 3 : Syok Management
a)      Monitoring vital sign mental status dan pengeluaran urine
b)      Berikan cairan IV kristaloid jika diperlukan
c)      Berikan terapi oksigen dan atau ventilasi mekanik sesuai kebutuhan
d)     Pertahankan kepatenan aliran infuse
e)      Monitoring gejala dari gagal nafas


3)      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, skala nyeri pasien 7dari10, pasien terlihat meringis dan gelisah.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan nyeri pasien teratasi dengan criteria hasil:
NOC Label 1: Discomfort Level
a.       Nyeri klien berkurang
b.      Klien tidak mengerang
NOC Label 2: Pain Level
a.       Pasien melaporkan nyerinya berkurang dari skala 1 ke skala 3
b.      RR klien kembali normal
c.       Tekanan darah kembali normal
NIC Label 1: Analgetic Administration
a.       Menentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan parahnya nyeri sebelum pengobatan.
b.      Memeriksa riwayat alergi obat.
c.       Menentukan jenis analgesic yang akan digunakan, sesuaikan dengan tipe dan perahnya nyeri.
d.      Lebih memilih pemberian obat melalui IV daripada IM untuk obat injeksi, jika memungkinkan.
e.       Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian obat.
f.       Dokumentasikan respon terhadap analgetik dan efek yang tidak baik.
NIC Label 2: Pain Management
a.       Observasi adanya keluhan non verbal akibat nyeri.
b.      Evaluasi riwayat terjadinya nyeri.
c.       Kolaborasi pemberian analgetik.

E. EVALUASI
1)      Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Berhubungan dengan materi asing di dalam jalan napas ditandai dengan suara nafas pasien gargling, RR pasien 32x/menit
NOC Label 1 : Respiratory status : Ventilation
a)      RR dalam retang normal
b)      Irama nafas normal
c)      Kedalam inspirasi normal
d)     Tidak terdapat penggunaan otot bantu pernafasan
e)      Tidak terdapat suara nafas tambahan
f)       Tidak terdapat retraksi dada
2)      Nyeri Risiko Syok berhubungan dengan pasien hipotensi (TD = 90/60 mmHg)
NOC Label 1 : Cardio Pulmonary Satus
a)      Takanan Darah dalam batas normal
b)      RR dalam batas normal
c)      Irama nafas normal
d)     Kedalaman inspirasi normal
e)      Tidak ada retraksi normal
NOC Label 2 : Circulation Status
a)      CRT dalam rentang normal (< 2 detik)
NOC  Label 3 : Tissue Perfusion : Periferal
a)      Suhu kulit ekstremitas dalam rentang normal

3)      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, skala nyeri pasien 7dari10, pasien terlihat meringis dan gelisah
NOC Label 1: Discomfort Level
a.       Nyeri klien berkurang
b.      Klien tidak mengerang
NOC Label 2: Pain Level
a.       Pasien melaporkan nyerinya berkurang dari skala 1 ke skala 3
b.      RR klien kembali normal
c.       Tekanan darah kembali normal

DAFTAR PUSTAKA
           
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.
FKUI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu bedah. Binarupa Aksara : Jakarta
Hopkins, Richard et all. Chest Trauma. In Greenwich Medical Media.London: Greenwich Medical Media. 2003
Hudak, C.M. 1999. Keperawatan Kritis. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta

 MINAT UNTUK PTHWAY??
SILAHKAN PM ke email aditanaya24@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar